Tuesday 11 September 2012

Petani dan Rubah Nakal



Petani Dan Rubah Nakal
K
etika petani datang ke ladang gandum, ia kaget karena gandum yang hampir dipanen sudah rebah terinjak-injak.
          “Pasti ini perbuatan si Rubah nakal. Awas, ya. Dia akan kutangkap dan kuhukum berat.” Petani yang pemarah itu sangat murka. Ia terus menunggu kemunculan si Rubah.
          Akhirnya Si Rubah pun datang. Si petani langsung meloncat dan menangkap rubah itu, lalu membawanya pulang ke rumah.
          “Hukuman apa yang harus kuberikan padanya, ya? Hmm.., begini saja..”
          Lalu ia mengikatkan gulungan kertas yang sudah ia beri minyak pada ekor Si Rubah dan membakarnya. Petani itu ingin membunuhnya dengan cara membakarnya. Wajah Si Rubah menjadi pucat pasi.

Ampuni
sayaaa..!!          “Tolong, jangan bunuh saya. Saya janji takkan mendekati ladang gandum lagi.”
          Betapapun ia memohon, petani itu tak mau memaafkan. Diseretnya Si Rubah ke luar dan langsung dibakarnya gulungan kapas yang telah diikatkan di ekornya.
          “Aduh!! Panas, panas..!!” Si Rubah berteriak-teriak kesakitan. Ia berusaha memutar-mutar ekornya, tapi justru bertambah besar. Ia berlari ke sana-kemari dan akhirnya masuk ke ladang gandum milik si petani. WUSSSHH..!!! Api itu membakar daun-daun gandum dan dalam sekejap, ‘Ladang Gandum’ menjadi ‘Ladang Api’!
          Petani yang mengikuti Si Rubah terkejut sekali dan berusaha memadamkan api, tetapi… terlambat sudaaahh.., terlambaaaatt sudaaaahhhh… Ladang gandum terbakar semua. Sedangkan Si Rubah meloncat ke sungai, dan nyawanya tertolong :D. Melihat ladang yang sudah menjadi abu, si petani hanya bisa menangis sedih….
*****
Betapapun kecewanya, jangan melakukan hal-hal apapun dengan amarah. Karena kemarahan seringkali dapat menimbulan kerugian yang lebih besar.. J
(Sumber : Story of the World ’10  Aesop’s Fables)

No comments:

Post a Comment