Saturday 13 January 2018

Generasi Penerus Bangsa, ya kan?





Haloo!

Sudah lama saya ga nulis ngurusin blog ini yaa mwehehe maafin. Hmmm, berhubung ada yang minta sesil buat nulis dan yeah, otaknya sesil lagi main-main mikirin sebuah masalah yang hmmmmm kalau menurut sesil sih bukan masalah sembarangan ya karena menyangkut masa depan Bangsa Indonesia, Tanah Air yang telah menjadi tempat tinggal dan bahkan disebut dengan sebutah Ibu Pertiwi. Yep, Indonesia bisa dikatakan telah momong kita sampai saat ini.


Image source: http://www.satusaja.com/berita/2016-anak-indonesia-akan-ber-ktp/

Jadi, kali ini saya mau menulis beberapa opini (oh well, gausa baku-baku ya bahasanya biar plong wkwkwk), yah, mau nulis opini tentang "Anak Muda", khususnya anak muda yang ada di Indonesia.

Hmmm, banyak yang bilang remaja adalah usia pencarian jati diri. Nggak salah sih ya? Di usia remaja biasanya anak sudah mulai bertemu dengan berbagai masalah, dan pilihan. Secara alamiah, anak remaja sudah harus belajar untuk membuat keputusan. Mulai membuat pertanyaan: Apa yang harus saya lakukan? Mana yang baik? Mana yang buruk? Dan kadang ada selingannya seperti misalnya: Apa yang lagi nge-trend ya? Waah, kalo ikut trend ini pasti keren gua! Dan hal-hal semacam itu.


Well, lingkungan dan pergaulan tentu berperan penting dalam proses Pencarian Jati Diri yang dialami oleh para remaja. Dengan siapa remaja bergaul dan bagaimana perilaku orang-orang di sekitar dan situasi yang sedang terjadi di lingkungannya.

Yang menjadi kekhawatiran dan hmmm sorotan tulisan saya kali ini adalah (*cieh ) jika anak yang sedang menapaki jalanan terjal proses pencarian jati diri tersebut berakhir pada tujuan hidup yang salah


Mengapa bisa salah? Tersesat?


Berbicara soal tersesat mungkin di bawah ini cuma beberapa contoh. Contohnya, seperti yang saya baca di (https://news.okezone.com/read/2010/12/04/338/400182/tiap-tahun-remaja-seks-pra-nikah-meningkat), setiap tahun remaja Indonesia yang melakukan seks bebas meningkat (selengkapnya dapat dibaca di link yang tertera). 


Oh well, tentu kita tau bahwa agama melarangnya. Selain itu, seks bebas juga dapat merenggang nyawa. Dan, kita tidak berbicara tentang hal-hal biasa, benda mati, benda daur ulang, atau apapun yang dapat dibuang begitu saja. Yang sedang kita bicarakan adalah sebuah nyawa, nyawa manusia. Seks bebas yang diikuti dengan aborsi berlangsung semakin marak, mungkin sudah biasa? Semakin mengerikan saja kalau biasa menjadi kata ganti waktu untuk masalah aborsi. Hmmmm, ngomong-ngomong saya mulai memperhatikan hal ini salah satunya, karena saya tau sendiri di lingkungan saya sudah ada beberapa yang melakukannya. Bahkan masih SMP. Usia segitu sudah melakukan seks dan aborsi. Apa cuma saya yang merasa hal ini aneh?


Dan mengkhawatirkan.


Dan yang juga penting, selain dilihat dari sisi moral dan agama, ada dampak lain yang ditimbulkan oleh masalah ini. Secara teknis, mental remaja Apakah sudah siap untuk berkeluarga? Dan, populasi penduduk di Indonesia juga akan semakin membludak. Dan yang menyedihkan adalah jika kuantitas penduduk Indonesia yang meninggi tersebut tidak dibarengi dengan kualitas yang tinggi pula. 


Mengapa? 


Karena bibit asal mereka sudah tidak bagus (jika berbicara tentang anak-anak yang kelahirannya kurang atau sama sekali tidak direncanakan). Meskipun tidak semuanya, tapi banyak juga yang akhirnya seperti membuat rantai tidak terputus dalam menciptakan generasi yang sama. Tanpa masa depan, tanpa tujuan, yah saya hanya berfikir hal itu sangat disayangkan.


Selain itu mungkin sedikit berhubungan dengan masalah di atas adalah Pernikahan Dini. 


Dan diikuti dengan perceraian dini.

Hmmm, semakin kesini, semakin menyedihkan saja kondisi Indonesia kita ini. Mungkin. Eh tidak, saya yakin kalau memang kondisi moral Indonesia semakin keropos digerogoti manusia-manusia nya sendiri dari dalam.

Berbicara tentang anak muda yang salah arah dalam perjalanan mencari jati dirinya, ada kasus cukup populer (yang sama sekali tidak membanggakan) yaitu pada kasus Yuyun. Diketahui 5 orang berusia 17 tahun, 2 orang berusia 16 tahun, dan 5 orang lagi berusia 19-23 tahun. Yap, usia segitu :') (sumber: https://news.okezone.com/read/2016/05/07/337/1382135/kasus-yuyun-komnas-pa-pelaku-di-bawah-umur-tak-bisa-dipidana-penjara) 


(*niatnya mau kasih foto kids zaman now tapi gajadi wkwkwk)


Tujuan hidup yang salah itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, contohnya adalah teman sepergaulan. Kenapa bisa salah bergaul?


Nah di sini, saya berpendapat bahwa peran orang tua dapat menjadi sangat penting dalam membentuk kepribadian anak. Sebagai sekolah paling pertama istilahnya, untuk belajar moral-moral dasar dalam kehidupan. Orang tua atau keluarga juga berfungsi untuk mengayomi, semacam memberikan perisai tak kasatmata untuk anak-anak terhadap gangguan apapun yang dapat membuat mereka salah jalan dalam mencari jati diri mereka.


Dari teman sepergaulan itu, coba kita sempitkan lagi kepada individu-individu yang kemudian berkumpul menjadi koloni teman dengan moral dan pengetahuan yang mereka bawa. Hmm, yaa tidak semua teman adalah orang yang berbahaya. Bahkan akan jadi bahaya jika seseorang tidak memiliki teman sama sekali. Tapi penting juga untuk lebih selektif dalam memilih (atau mengajari anak untuk memilih) teman dalam pergaulannya.


Dan tentu saja, anak itu sendiri juga harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana pergaulan yang baik dan mana pergaulan yang buruk.


Jadi mungkin faktor salah pergaulan menurut saya adalah:

1) Kurangnya pengawasan orang tua
2) Kurangnya pengajaran moral oleh orang tua
3) Kurangnya kesadaran diri oleh anak itu sendiri

Hmm, dari poin ketiga saya jadi berfikir bahwa pelajaran PKn di Sekolah Dasar dulu seharusnya menjadi pelajaran yang sangat penting. Tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan heheheh. Seperti dilarang mencontek yang sering keluar di ujian, jika dipikir-pikir itu adalah dasar dari kegiatan menyimpang yang lain seperti dilarang berbuat curang --> dilarang mengambil ide/pemikiran orang secara ilegal, dll wkwk (mungkin ini pemikiran saya yang terlalu random, entahlah wkwkwk)


Dan umm, entah berhubungan dengan hal di atas atau tidak, entah kenapa saya berfikir generasi Indonesia sekarang adalah generasi yang kurang kritis.


Mudah diadu domba

Tidak mau mengkaji sebuah pendapat yang belum tentu kebenarannya
Pemalas, ingin mendapatkan hasil tanpa usaha (saya juga pemalas, tapi saya selalu berusaha untuk mendapatkan hasil yang saya mau *oot sebentar)
Generasi yang bangga mempublikasikan pertengkaran dan bertengkar di dunia maya 

Well, sedih juga sih kalau melihat banyak orang Indonesia yang lebih suka memikirkan cara untuk bertengkar daripada memikirkan bagaimana caranya berkontribusi untuk meningkatkan harga diri bangsanya :)


Oiya, entahlah. Apa generasi Indonesia sekarang lebih banyak berprotes daripada bertindak?


Wkwk. Saya tidak berani mengambil kesimpulan untuk hal itu. Mungkin catatan untuk saya sendiri bahwa selain bertanya tentang  Apa yang sudah Indonesia berikan kepada saya? Namun juga bertanya kepada diri saya sendiri tentang Apa yang sudah saya berikan kepada Indonesia?


Hehe.


Sederhana saja, tidak perlu terlalu muluk muluk. Sekedar apakah saya sudah menjadi mahasiswa yang baik? Apakah saya sudah menjalankan cita-cita para pendahulu? Atau justru saya merusak apa yang dimiliki Indonesia? Apakah saya membuat Indonesia menjadi lebih panas?


Sebatas hal-hal kecil yang berdampak besar jika dilakukan banyak orang.


Oh well, saya juga ga akan bercerita jeleknya anak muda Indonesia sajaahh heheh. Karena sebenarnya orang Indonesia juga banyak yang berprestasi. Yaa seharusnya kita juga mengisi kemerdekaan dengan cara seperti itu, teman-teman. Hohoh. 

Mengenai beberapa anak Indonesia yang berprestasi, mungkin teman-teman bisa melihat di sini --> https://www.hipwee.com/motivasi/6-anak-indonesia-ini-berprestasi-di-tingkat-dunia-tanda-kesuksesan-tidak-mengenal-usia/ .


Joey Alexander. Sumber: https://musik.kapanlagi.com/berita/joey-alexander-main-di-grammy-awards-dira-sugandi-speechless-f5638e.html
Di situ ada yang menjuarai juara robotik, ada yang menjuara lomba paduan suara, dann yang paling saya suka sih si Joey Alexander yang bisa main di Grammy Award 2016. Dia menjadi nominator termuda Grammy Award untuk kategori Best Improvised Jazz Solo dan Best Jazz Instrumental Album di usianya yang masih 12 tahun waktu itu! (aku fans beratmu, dek :'3) Wkwkwk

Dan sekali lagi kalau kita tidak harus memenangkan sebuah kompetisi besar untuk Indonesia, kita cukup melakukan hal-hal kecil yang positif seperti yang sudah saya sebutkan heheh.


Karena setiap manusia berubah setiap detiknya. Entah itu perubahan yang baik atau buruk. 


Jadi, detik ini kamu sudah ngasi perubahan positif apa negatif ke Indonesia?

Dan,

Sebagai Anak Muda yang merupakan Generasi Penerus Bangsa

"Mau kamu jadikan seperti apa Indonesia kita ini? Apakah mau dijadikan sebagai negara penuh polusi? Penuh perang saudara? Penuh tindakan kriminal? Atau nyaman dan dipenuhi damai sejahtera?"

Sekian.


Maaf kalau terlalu random.


Jangan lupa bersyukur, dan membuat orang lain bersyukur sudah mengenalmu ^_^


See you!

No comments:

Post a Comment